Jumat, 25 Januari 2019

NETWORK SOCIETY


Information technology is unleashing the most radical force of our time, hyperconnectivity, which is reshaping all areas of our technology, economy and social institutions according to a new set of rules. The concept of a network society is used to describe this evolution in the development of social organizations as we move into an information and knowledge economy.
Within such a context many people believe that we are on the cusp of a fundamental transformation in our political-economy, in how we choose to organize society in respect to industry, organizations, and communities. This new form of society that is believed to be emerging is variously called the information or the network society.

Network society is the expression coined in 1991 related to the social, political, economic and cultural changes caused by the spread of networked, digital information and communications technologies. The intellectual origins of the idea can be traced back to the work of early social theorists such as Georg Simmel who analyzed the effect of modernization and industrial capitalism on complex patterns of affiliation, organization, production and experience.

Networked society concept is based on the idea that social evolution is not determined by technology, but it is enabled by it. Technology sets the parameters for what is physically possible. Because of technology, in 21st century, villages grew up to become towns and cities, cities turned into city states and nation states.

Network Society are based on the existence of communication, The following The Communication Age According to McLuhan & Innis is:
·       The first era, that of the oral tradition, stretches from the time humankind first acquired speech to the beginnings of literacy five thousand years ago.
·       The second era, the age of literacy, includes the period from the invention of writing to the discovery of electricity and its use in the form of the telegraph. The age of writing is further subdivided into three periods, the first beginning with the advent of written symbols, the second with the invention of the phonetic alphabet, and the last with the invention of the printing press.
·       The third communication era, that of the electric flow of information, covers the period from the first use of the telegraph in 1844 to the present. “We live today in the Age of Information and Communication because electric media instantly and constantly create a total field of interacting events in which all men participate” (McLuhan 1964, 248).

Innis also divided history into periods in which different modes of communication dominated. He divided the age of literacy, however, by the nature of the medium upon which texts were written. “We can conveniently divide the history of the West into the writing and the printing periods. In the writing period we can note the importance of various media such as the clay tablet of Mesopotamia, the papyrus roll in the Egyptian and in the Graeco-Roman world, parchment codex in the late Graeco-Roman world and the early Middle Ages, and paper after its introduction in the Western world from China” (Innis 1972, 7).
During each of these three major communication eras, socio-economic and cultural life were deeply affected by the dominant medium of communication.
Now there is a modern communication revolution, where technology is easily found. Technological developments can be felt with the existence of interenets that are easily and cheaply available. With the presence of digital communication, it can facilitate businesses like e-commerce.
Communication paradigm is sometimes called Hyper Communication, hyper connectivity is marked with a shift from a linear to a non linear communication paradigm instead of information flowing in a well defined direction between a limited number of points at particular times and places in a networked society communication exchange become pervasive it comes to flow in multiple directions between all points continously.
Castells, a professor of urban geography at Berkley said the importance of information in contemporary society is not new. What is new, he claims, is the informational shift to the manipulation of information itself: the “action of knowledge upon knowledge itself” (Castells, 2000b, p. 17) is now the basis to increased productivity. In Castells' analysis, labor is fundamentally divided into networked labor, which serves the goals of the network, and switched-off labor, which has nothing to offer the network and in the context of the network economy is non-labor.

Reference: 
https://www.youtube.com/watch?v=UUT4B3au5h4&t=6s



Sabtu, 19 Januari 2019

Artificial Intelligence


Pertumbuhan teknologi berkembang sangat pesat dan akan mempengaruhi masyrakat dan dunia bisnis di seluruh dunia. Hal tersebut akan mengubah cara manusia hidup, bekerja, menikmati waktu luang, dan berkomunikasi dengan orang lain. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi revolusi digital yang sangat besar, yang awalnya dimulai pada 1980-an dengan munculnya komputer pribadi dan kelahiran Internet. Saat ini, teknologi modern yang akan mempengaruhi kehiduapn kita adalah Artificial Intelligence.

Di masa kini, Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence, AI) telah menjadi wacana umum yang sangat penting dan jamak dijumpai. Kecerdasan buatan merupakan suatu inovasi baru dalam ilmu pengetahuan. Adapula pengertian Artificial Intelligence adalah perangkat lunak atau program komputer dengan mekanisme untuk belajar. Kemudian menggunakan pengetahuan itu untuk membuat keputusan dalam situasi baru, seperti halnya manusia. Para peneliti yang membangun perangkat lunak ini mencoba menulis kode yang dapat membaca gambar, teks, video, atau audio, dan belajar sesuatu darinya. Setelah mesin mempelajari, pengetahuan itu dapat digunakan di tempat lain.

Teknologi berbasis AI sudah mulai digunakan untuk membantu manusia untuk memudahkan kegiatan dari berbagai bidang kehidupan sehingga efisiensi waktu dan manfaat yang didapat lebih banyak. Pada saat ini, AI terus tumbuh dan akan mengubah cara manusia hidup dan akan semakin banyak membantu pekerjaan dari manusia itu sendiri. Manfaat lain dari AI adalah memungkinkan mesin dan robot untuk melakukan tugas yang dianggap manusia sulit, membosankan, atau berbahaya. Hal ini akan memungkinkan manusia untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya dianggap mustahil.

Salah satu kelemahan teknologi AI adalah mesin akan melakukan banyak tugas yang saat ini membutuhkan sentuhan manusia, yang secara signifikan akan mengganggu pasar tenaga kerja.

Artificial Intelligence Mempengaruhi Berbagai Industri


Saat ini, kecerdasan buatan memengaruhi hampir setiap industri di masyarakat, seperti industri keuangan, kesehatan, retail, pendidikan, entertainment, transportasi, jurnalistik, pemerintahan, dsb.

Salah satu contoh industri yang dipengaruhi oleh AI adalah bisnis ritel. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi telah mengambil peran penting dalam bisnis ritel, karena solusi e-commerce telah dikembangkan dan toko-toko lokal kecil tanpa strategi online yang efektif terpaksa mulai kehilangan para konsumennya. Masyarakat sudah mulai beralih dari belanja di toko ritel fisik ke e-commerce seperti Lazada, shopee, amazon, dll.

Amazon sendiri mulai mengembangkan dari ritel online ke ritel fisik. Tetapi, toko ritel fisik disini menggunakan model-model baru yang menggabungkan teknologi kecerdasan buatan. Amazon meluncurkan toko kelontong yang tidak memerlukan checkout tradisional, Menurut Amazon, toko ini dimungkinkan karena beberapa teknologi AI yang sama yang digunakan dalam mobil self-driving, termasuk pemantauan komputer, fusi sensor, dan proses pembelajaran yang mendalam. Di dalam toko, ada alat untuk mendeteksi kapan suatu produk dikeluarkan dari raknya, dan barang-barang ini kemudian dibebankan ke akun Amazon individu ketika mereka meninggalkan toko, membuat pengalaman berbelanja cepat dan efisien bagi pelanggan.

Beberapa startup company telah mulai membuat robot yang dirancang khusus untuk membantu di toko ritel. Mereka dapat melakukan tugas-tugas seperti memperbaiki rak, memberi tahu manajer barang-barang yang perlu dipesan ulang, memberikan informasi dasar kepada pelanggan, dan bahkan membersihkan toko ketika ditutup untuk malam itu. Di masa depan, kita mungkin akan melihat toko ritel fisik yang menawarkan perpaduan teknologi otomatis dan hanya beberapa asisten manusia untuk memastikan bahwa semuanya berjalan lancar bagi pembeli.